3 Cara Cepat Kaya Menurut Islam – Pernahkah anda coba berjualan tapi susah untung? Atau bahkan malah kena tipu? Bagaimana cara mendatangkan pelanggan yang banyak, no dukun, no pesugihan, cukup hanya dengan menggunakan marketing Allah?
Jauh sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diangkat menjadi rasul, beliau adalah seorang pengusaha sukses dimasanya. Sejak usia 12 tahun Nabi Muhammad telah diajarkan berdagang oleh pamannya Abu Thalib. Beranjak dewasa, Rasulullah menunjukkan bakatnya sebagai seorang pengusaha sukses yang jujur, adil serta dapat dipercaya dalam membuat perjanjian bisnis.
Modal itu lah yang membuat usahanya terus berkembang, dan menambah pundi-pundi kekayaan beliau. Bayangkan saja oleh Anda, saat Rasulullah menikah dengan Siti Khadijah, beliau memberikan mas kawin senilai ± Rp. 1.750.000.000 Dimana saat itu bentuk mas kawinnya berupa 125 ekor unta terbaik.
kali ini kita akan membahas 3 Tips Sukses Berdagang cara Rasulullah. Dijamin tanpa pengawet kesyirikan yang dapat merusak keimanan. 100% murni resep dari Allah. Apa aja itu?
Pada surat Fatir ayat 29 dan 30, ” Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’39) dan dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri”.
Menurut ayat ini ada 3 solusi untuk dihindarkan dari kerugian berdagang.
1. Selalu Membaca dan Mempelajari Kitab Allah
Rasul adalah orang arab, makanya Quran diturunkan pakai bahasa Arab. Kalo anda tidak bisa bahasa Arab, maka jangan lupa baca pula artinya, supaya Quran dapat anda dipahami, dan menambah ilmu.
Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti. (QS 43:3)
Dan jangan dibaca cepat cepat karena ingin cepat paham atau khatam.
Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. (QS 75:16-17)
Dari ‘Utsman bin ‘Affan berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Khairukum man ta allamal Qur’ana wa Allamahu. “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
dan juga kata Rasul, Ballighu ‘Anni Walau Ayah, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” Jadi sudah jelas, ketika sedang berjualan dan ngobrol dengan pelanggan atau ke sesama pedagang, dari pada ngegosip ga jelas, mendingan sampaikan sedikit ayat, InsyaAllah lebih berkah.
2. Shalat Awal Waktu
Jangan pernah sekali kali meninggalkan shalat ketika berjualan. Toko bisa dititipkan dulu atau ditutup sementara. Allah yang kasih rezeki, Allah juga yang mendatangkan pelanggan. Shalatlah tepat waktu, setelahnya berdoa dan minta rezeki pada Allah.
Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat), (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas. (QS 24:37-38)
Selain shalat wajib lima waktu, Rasul pun melaksanakan shalat malam atau tahajjud.
Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS 17:79)
3. Infaq secara sembunyi ataupun terang-terangan
Ketika berdagang, selalu utamakan kejujuran, berikan kualitas produk sesuai yang diiklankan dan dijanjikan, jangan pernah mengurangi takaran, apalagi memberikan barang sisa, barang busuk, barang reject.
Tidak perlu takut tidak balik modal. Semua yang anda lebihkan dan anda berikan ke orang lain, itu menjadi pahala Infaq dan sedekah buat Anda. Dan jangan pula lupa infaq juga ke orang tua, karib kerabat, anak yatim, fakir miskin, dan fisabillah.
Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apa-bila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan, (QS 6:141)
Bahkan Rasulpun berani memberikan lebih dari seharusnya demi kepuasan pelanggan. Setelah berhijrah ke Madinah, Rasulullah membangun pasar muslim yang diprakarsai oleh Abdurrahman Bin Auf. Dengan beberapa strategi yang diterapkan oleh Abdurrahman Bin Auf, pasar muslim mulai ramai oleh transaksi perdagangan.
Tidak lama setelah itu para pedagang muslim menyampaikan keluhan dan permasalahannya kepada Rasulullah. Bahwa pedagang Yahudi mendapatkan untung lebih besar dibanding dari mereka. Ternyata para pedagang Yahudi tersebut sudah terbiasa dengan mengurangi takaran pada barang dagangan mereka. Misalkan jika menjual 1 kilogram gandum, maka hanya didapat 900 gram, sedangkan para pedagang muslim sesuai dengan takaran.
Lalu apa jawaban Rasul..? → “Lebih kan takaran” Ini maksudnya melebihkan meski hanya 1 genggam saja, sesuai keikhlasan penjual. Sehingga penduduk Madinah mendapat kesan jika belanja ke padagang muslim dapat belanjaan yang lebih berat dibandingkan belanja ke para pedagang Yahudi.
Dan tak sampai 2 tahun kemudian, pedagang-pedagang muslim sudah menguasai pasar Madinah. Empat belas abad yang lalu Rasulullah sudah memprioritaskan customer satisfaction, dengan selalu memberikan senyuman ramah dan mengucapkan terima kasih setelah bertransaksi. Semoga Allah limpahkan rezeki bagi semua pedagang Muslim yang mengikuti cara Rasul.