HIKMAH SEDIKIT BICARA

Posted on

Hikmah Dibalik Perkataan dan Lisani yang Terkendali

Oleh: Pena Pencari Hikmah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Kembali lagi di channel Pena Pencari Hikmah. Kali ini kita akan membahas sebuah hikmah mengenai perkataan dan lisani yang terkendali.

Seorang pemuda pernah meninggal dunia dan jenazahnya dimandikan, dikafani, dan dimakamkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ibu si pemuda menangis sedih dan berkata, “Sebelum ini saya bersedih atas kematianmu. Akan tetapi, sekarang setelah saya menyaksikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri yang menguburkanmu, maka saya pun tidak bersedih lagi. Ketahuilah olehmu bahwa kamu adalah orang yang berbahagia di mata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.”

Setelah puas berkata-kata, ibu si pemuda pun pulang. Namun, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata, “Sesungguhnya lubang kubur menghimpitnya dengan himpitan yang mematahkan tulang-tulang dadanya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, walaupun ia adalah seorang pemuda yang baik dan istiqomah?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Benar, akan tetapi pada dirinya banyak terdapat perkataan yang tidak perlu.”

Perkataan yang tidak perlu adalah perkataan yang dikatakan oleh seseorang yang mana perkataan itu tidak ada manfaatnya sama sekali, baik di dunia maupun di akhirat. Hasil pertama yang diperoleh dari perkataan seperti itu adalah himpitan kubur. Namun, pengaruh ini adalah pengaruh yang bersifat jangka panjang.

Seorang laki-laki yang buruk akhlaknya di rumah, meskipun dia termasuk Ahli Surga, meskipun dia adalah saat bin muat, dia tetap akan mendapat himpitan kubur. Salah satu perbedaan antara orang berakal dan orang-orang yang bodoh adalah seorang yang berakal akan berpikir terlebih dahulu, baru kemudian berbicara, sementara orang yang bodoh adalah orang yang berbicara terlebih dahulu, baru kemudian berpikir.

Seorang muslim adalah dia yang dapat mengendalikan lisannya. Mengendalikan lisan itu tidaklah hanya sebatas pada menahan diri untuk tidak berkata dusta, tetapi juga tidak mengatakan sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat. Sebagaimana saudara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah katakan, “Meskipun perkataan tersebut benar, namun dalam kondisinya, dampak yang diberikan buruk, maka kebenaran yang dikandung akan sia-sia.”

Orang yang banyak bicara adalah orang yang tidak peduli pada aibnya. Kegemarannya berbicara akan membuatnya sibuk mengurusi aib orang lain dan melupakan aibnya sendiri. Perkataan-perkataan yang tidak pada tempatnya, selain mendatangkan himpitan kubur, seringkali mendatangkan dendam, permusuhan, dan keretakan sebuah hubungan.

Perkataan-perkataan yang melukai hati dan perasaan seseorang dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa perkataan-perkataan tersebut kelak akan berubah menjadi kalajengking, ular berbisa, dan serigala yang menggigit manusia di alam kubur, juga di padang mahsyar dan neraka jahanam. Hewan-hewan tersebut, sesungguhnya merupakan jelmaan dari perkataan-perkataan kita yang melukai perasaan orang lain.

Sebaliknya, orang-orang yang sedikit bicara dan senantiasa memperhatikan apa yang dikatakannya akan memperoleh Hikmah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka ia akan mengetahui apa-apa yang sebelumnya tidak diketahui dan melihat apa-apa yang sebelumnya tidak terlihat.” Orang-orang yang mengetahui hakikat dan kedalaman ilmu akan terhindar dari was-was dan keraguan yang dihembuskan oleh setan.

Sebab was-was, keraguan, dan kehancuran merupakan jalan setan yang paling besar. Untuk bisa menembus benteng naluri manusia, mereka yang menjaga lisannya dari perkataan sia-sia akan senantiasa mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka senantiasa merenungi kehidupan yang bersifat sementara, sehingga umurnya hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang bernilai dan penting.

Dalam riwayat disebutkan bahwa jika seseorang berhati-hati dari tiga hal, maka dia pasti akan menang. Ketiga hal itu adalah pertama, perutnya dan apa yang dimakannya, kedua, lidahnya dan apa yang dikatakannya, serta ketiga, dorongan seksualnya. Wallahualam, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kita semua. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.