Ekonomi 2023 Diprediksi Gelap atau Akan Terjadi Resesi, Apa yang Harus Dilakukan?
Kabar tersebut pun membuat masyarakat khawatir harus melakukan atau mempersiapkan apa untuk menghadapi ancaman Resesi tersebut. Nah, di video ini saya akan membongkar tiga hal untuk menyikapi resepsi di tahun depan biar kita bisa tetap Survive. Apa saja ketiga hal tersebut? Tonton hingga selesai, ya.
Resesi Ekonomi dan Ancaman yang Dapat Terjadi
Perencana keuangan pentagozy menjelaskan bahwa Resesi ekonomi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara itu sedang memburuk yang terlihat dari produk domestik bruto atau PDP yang negatif, pengangguran yang meningkat maupun pertumbuhan ekonomi real bernilai negatif selama dua Kuartal berturut-turut. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang khawatir bagaimana jika nanti terkena PHK, terjadi pengurangan gaji, atau mengalami kebangkrutan.
Tiga Hal yang Harus Dilakukan untuk Menyikapi Resesi di Tahun 2023
1. Miliki “Case” yang Cukup
Hal pertama adalah dengan memiliki “case” yang cukup. “Case” bukan berarti hanya peluang nilai, ya, tetapi juga aset liquid yang relatif aman dan dapat dicairkan dalam waktu yang tepat, misalnya aja emas, deposito, dan lain-lain. Kalau menurut saya pribadi, punya “case” yang cukup ini sangatlah penting dengan menerapkan setidaknya 6 hingga 12 kali dari pengeluaran bulanan sebagai dana darurat. Jadi, kalau pengeluaran bulanan 5 juta, minimal alokasikan 6 kalinya, berarti 30 juta ya, buat jaga-jaga kalau terjadi apa-apa, misalkan PHK atau apa gitu. Jadi, sedia payung sebelum hujan. Kita tidak mengamini bahwa Resesi bakal terjadi, tapi kalau situasi yang buruk-buruk itu terjadi, setidaknya kita sudah siap.
2. Mengurangi Utang Konsumtif
Hal kedua adalah dengan berusaha mengurangi utang konsumtif. Meski setiap negara pasti memiliki situasi yang berbeda, persoalan Resesi ekonomi yang mungkin terjadi adalah kenaikan suku bunga acuan yang berkali-kali lipat. Maka, cara untuk menyikapi hal ini adalah dengan mengurangi hutang. Jangankan hutang yang konsumtif, hutang yang produktif pun, kalau enggak diukur dengan matang, ya, bakal menghancurkan diri sendiri. Kalau prakteknya itu meleset, ada orang mau merintis bisnis, tapi kalau memulainya bisnis itu dengan pinjam uang dari bank, ya, yang ada malah mempersulit diri sendiri. Itu beresiko banget. Beda lagi kalau pinjam uang dari Jepang, itu disaat ekspansi di fase scale up. Karena sistem bisnis itu udah terbukti. Kalau kayak gitu ya, beda lagi. Tapi kalau buat memulai bisnis, ya, mending jangan. Mending bisnis yang dengan modal kecil-kecil aja dulu atau bahkan tanpa modal, misalnya, bikin channel YouTube hasil dari Adsense YouTube aja sebulan 5 hingga 10 juta. Itu sangat mungkin kok. Ini channel yang biasa, ya, bukan channel artis gitu. Kalau artis, ya, beda lagi, ratusan juta itu yang bisa gitu. Menariknya adalah channel inspirasi pagi ini saat ini membuka private via mentoring Cuan dari YouTube selama 30 hari buat teman-teman yang memiliki minat belajar dapatkan uang dari YouTube. Kalau 5 juta, Rp6 juta, 7 juta sebulan, kalau menerapkan kursus ini, ya, Insyaallah bisalah ya. Yang penting itu praktek maksimal, bahkan dapatkan penghasilan 9 juta sebulan seperti ini sangat bisa gitu. Program ini di Bandung one on one, jadi dibantu private berhadapan langsung di zoom sebanyak 4 kali dalam sebulan sehingga teman-teman jangan khawatir kehilangan arah ketika praktek membangun channel YouTube. Jadi, semua tentang YouTube itu dibahas kayak gimana riset konten yang bener, bikin script atau naskahnya gimana, bikin video dan editing videonya itu gimana, optimasi seo-nya itu gimana, sehingga konten itu bisa viral. Kalau udah viral, uang pun berdatangan, ketika kita tidur sekalipun. Sayangnya, program ini hanya dibuka untuk 5 orang aja karena memang terbatasan waktu. Kalau teman-teman minat, bisa cek di WA ini ya. Bisa pause video ini, chat di WA. Sekali lagi, ini hanya untuk 5 orang tercepat saja karena kalau udah full, kalau kuotanya itu sudah full, program ini akan segera ditutup.
3. Mengubah Kebiasaan dalam Berbelanja yang Berlebihan
Cara untuk menyikapi Resesi yang ketiga adalah dengan mengubah kebiasaan dalam berbelanja yang berlebihan. Walaupun penghasilan sudah memadai, masyarakat tetap harus mengecek ulang pengeluaran, apa yang harus dipangkas dan menghentikan hidup konsumtif. Jangan sampai ada promo dikit di marketplace, otak langsung error, akhirnya check out, terus transfer. Kalau lihat ini pengin lihat itu pengin, ya, bisa-bisa rekening jebol. Gaji berapapun ya bakal habis, sedangkan kondisi keuangan hari ini dengan besok itu bisa beda 180 derajat. Kalau besok kena PHK, gimana? Hal-hal buruk kayak gitu itu dibayangkan. Nah, sedangkan di rekening, itu cuma punya satu sampai dua juta mungkin, kan? Ya, enggak lucu. Sedangkan yang sebelumnya saya katakan, setidaknya punya 6 kali pengeluaran bulanan, biar kita itu lebih aman secara finansial. Jadi, belanja itu sekedarnya aja, sebutuhnya saja. Belanja sesuai kebutuhan, yang keinginan di rem dulu. Kalau pengin ini itu, itu ditahan dulu, karena di tahun 2023 kita harus mempersiapkan finansial dengan sematang-matangnya. Karena kalau kita tidak ada persiapan, berarti kita sedang mempersiapkan kegagalan, berarti kita sedang mempersiapkan kehancuran keuangan dan juga kehancuran kehidupan kita di tahun depan. Oke, demikian video ini. Jangan lupa subscribe ya, biar tahu kalau ada update video yang terbaru. Terima kasih.