Waspada Tergelincir Kedalam Godaan Syaithan – Ustadz Adi Hidayat

Posted on

Menjadi Amal Saleh untuk Kembali ke Allah

Orang yang sudah sadar dan meyakini akan kembali dengan kesadaran. Itu dia mencoba mendekat kepada Allah karena yakin atas apa yang Allah sampaikan. Bukti dari keyakinannya ditampilkan, dia ingin berubah dan menjadikan sisa hidupnya lebih baik dengan beraktivitas beramal yang Allah sukai dan ridhoi sebagai bekal dia pulang. Meskipun masih menjalani pekerjaannya sebagai pilot, arsitek, polisi, tentara, broklat, menteri, rakyat, petani, tukang kebun, tukang mengajar, dan sebagainya, dia punya visi yang sama menjadikan semua misi amal ini untuk Allah sukai sehingga menjadi bekal pulang.

Konversikan Kegiatan Menjadi Amal Saleh

Jika disifati dengan hal-hal yang dipandang baik oleh Allah maka menjadi amal saleh. Dengan keyakinan iman yang dia miliki, dia konversikan kegiatan jadi amal saleh. Maka orang itu diberi kabar gembira langsung oleh Allah dan diperintahkan Rasulullah SAW untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang dimaksud. Turunlah ayat ke-25 yang memberikan kabar gembira pada orang-orang yang telah meyakini dengan ketentuan Allah dan yakin dengan jalan hidup yang Allah bimbingkan. Dengan keyakinan itu, semua kegiatan menjadi amal yang Allah sukai. Disediakan untuk mereka saat mereka pulang kembali kepada Allah menempuh jalan yang benar ini.

Perlunya Keimanan dalam Menangkap Pesan Allah

Terserah pada kita untuk memilih jalan hidup mana yang kita tempuh. Yang penting, ujungnya adalah kebahagiaan dan akhirat serta jannahnya. Jannah ini nanti akan dipecah sesuai dengan amalan kita. Ada 8 pintu surga kata Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang dibentangkan kepada setiap umat manusia dan 8 itu turunannya adalah 8 amalan pokok yang pernah dibahas di pertemuan sebelumnya. Dari semua surga nanti ada amal-amalnya yang kita turunkan jadi kurikulum kehidupan yang standarnya adalah amal saleh.

Yang paling standar semua kenikmatannya begitu membahagiakan. Hal ini tak pernah terlihat sebelumnya dan tak sama dengan yang pernah terdengar informasinya yang seperti digambarkan. Informasinya benar seperti yang Alquran sampaikan. Namun, lamunan kita melamunkan itu tak sama dengan imajinasi yang hadir di kepala kita. Nyata sifatnya gitu kan? Kita disediakan oleh Allah kenikmatan yang luar biasa. Walaupun warnanya sama mirip-mirip, rasanya bisa beda. Masyaallah, memang Allah Maha Besar.

Perlu ditekankan, keimanan seseorang itu yang menentukan bagaimana yang bisa menangkap pesan-pesan yang dimaksudkan lewat ayat-ayat dan perumpamaan. Oleh karena itu, orang-orang yang beriman tepat di keimanan dalam jiwanya. Dia menyadari bahwa ini pasti ada maksud di dalamnya dan pasti ada pesan yang kuat dari Allah melalui setiap contoh-contoh dan perumpamaan yang dibuat.

Bergeser dari Jalur Kebenaran

Sebaliknya, hati-hati jika ada orang yang bergeser dari jalur kebenaran. Sebagai orang yang beriman, kita harus bersikap bijaksana dan menasehati mereka agar segera bertobat. Termasuk diri kita sendiri yang akan terkontaminasi oleh ciri-ciri orang fasik. Fasik itu orangnya jamaahnya fasikin perbuatannya sosok sifatnya disebut fish atau juga khusuk. Sebagai orang beriman, kita mesti renungkan karena waktunya singkat di dunia ini. Jangan sampai pulang membawa sesuatu yang salah yaitu warisan yang keliru.

Kalau memang ada kesalahan, segera diperbaiki. Sudah ketahuan ada argumentasi dan problem terbesar adalah kadang-kadang mempertahankan itu dengan memunculkan sifat kesombongan yang salah untuk mempertahankan kesalahannya. Sombong itu berbahaya karena bisa menutup segala jenis kebaikan. Kita mesti bersikap bijaksana dan selalu ingat pada pesan Allah lewat ayat-ayat yang dibuat untuk kita.