Jaga Diri dan Keluargamu dari Api Neraka – Ustadz Adi Hidayat

Posted on

Jaga Diri dan Keluargamu dari Api Neraka

Kita bersyukur berbahagia dan memuliakan mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala yang kembali memberikan kesempatan pada kita untuk berkehidupan kita bersyukur diantara sekian orang yang hidup kita masih diberikan kekuatan untuk beriman dan kita bersyukur.

Diantara sekian hamba Allah yang beriman sampai hari ini kita diberi kemampuan untuk membuktikan keimanan kita kepada Allah. Dengan banyak mengumpulkan dan mengoleksi amal saleh.  Mudah-mudahan pertemuan kita di hari ini termasuk bagian dari amal saleh yang diridhoi dan dicatat kebaikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Penting untuk digarisbawahi bahwa tidak semua amal yang diduga baik itu Allah senangi atau juga Allah terima. Ada orang salat yang tidak Allah sukai, padahal dia salat bahkan terancam ada orang salat yang terancam dinilai nggak bagus alladzinahum yang lalai dari motif sholatnya

Hanya Untuk diketahui, orang dikenal orang soleh orang baik sehingga menganggap orang lain itu rendah. Biasa-biasa dia yang paling unggul. Allah enggak suka ada orang yang baca Quran bagus, baca Quran itu pahalanya tinggi, tapi ada orang-orang yang membaca Alquran sekedar menjadikan Quran alat pencarian dunianya, ada orang yang sengaja memotong ayat ini kata Alquran, ya menggunakan dalil untuk kepentingan dunianya. Maka ada family nafsih waminkumham.

Jadi jika perbuatan baik saja berpotensi bisa berubah, apalagi nilai bagi sebuah perbuatan yang buruk, dan sekarang kita ada di satu waktu saat menghindari keburukan, pahalanya bisa lebih tinggi dibandingkan mengerjakan kebaikan.

Mengerjakan kebaikan dalam bahasa Quran disebut dengan Amar ma’ruf. Istilah mudahnya meninggalkan segala yang buruk, yang tidak ideal, yang dilarang disebut dengan Nahi mungkar. Jadi kebaikan itu singkatnya cuma dua kalau bukan memperbanyak sesuatu yang baik, segala yang disepakati baik, ideal, dari ujung kepala sampai ujung kaki, menatap yang baik-baik, bicara yang baik-baik, melangkahkan kaki ke tempat yang baik, berkreasi yang baik-baik, itu Amar ma’ruf atau menghindari lawannya, lawan baik buruk, lawan sholeh salah.

Jangan bicara yang salah, jangan menggunjing, jangan mencela. Jangan menatap yang terlarang, jangan melangkah kepada yang tidak bermanfaat, itu nahi mungkar. Kalau mampu memperbanyak dua hal ini. Maka berwujudlah manusia yang ideal, manusia Paripurna Khairul Insan.

Kalau kompak sama-sama mewujudkan itu, kita belajar untuk kompak, saling mengingatkan, menjadikan keluarga, kemudian menata kepada arah-arah yang Baik, mengajak untuk berjamaah pada kebaikan, maka berubah dari pribadi personal kepada komunal, kelompok yang menyatu, mengerjakan satu hal, disebut dengan umat, namanya.

Kalau umatnya jadi baik, umat musyawarah, menghimpun teman-teman, saling berbagi, saling mengingatkan, saling mengajak kepada kebaikan, maka dia berubah dari kebaikan personal menjadi kebaikan komunal, jadi Khaira Ummah, ya Quran surah ke-3 ayat 110, “kuntum Khaira Ummah”, modalnya apa ini?

Kuntum Khaira umat, pelan-pelan kita beraktivitas kan ada waktunya ya, sehari akumulasi jadi pekan, pekan akumulasi jadi bulan, bulan akumulasi jadi apa? Tahun, berapa bulan 12, desain 12 bulan, ini itu ketetapannya langsung dari Allah, jadi manusia nggak bisa menambah atau mengurangi, jika tidak terjadi keseimbangan dalam pembagian waktu maka turunlah Quran surah ke-9 ayat 36.

Saya akan sangat lebih fokus di pertemuan kali ini karena waktu kita sedikit terbatas, hari ini indah. Pembagian waktu kata Allah, “sejak aku mencipta langit dan bumi, aku bagi setahun 12 bulan.” Baik.

Nah, dari 12 bulan itu selalu ada desainnya. Selalu ada keteraturannya. Muslim itu teratur. Jadi muslim tuh jadi pribadi yang teratur, pribadi yang cerdas, pribadi yang tertata, terukur aktivitasnya. Selesai ini siapkan lagi, selesai ini siapkan lagi, nah pengingat saja dari 12 bulan itu ada desain 4 bulan. Desain ini khusus untuk melatih kita pada amalan yang kedua nih, nahi mungkar. Untuk membentuk pribadi yang ideal.