
Sahabatku ketahuilah, Syurga adalah tempat penuh kenikmatan & kebahagiaan yang Allah sediakan untuk orang-orang yang beriman di akhirat, tiada kesedihan & keletihan di dalamnya. Orang-orang yang memasukinya hanyalah orang-orang yang taat kepada Allah, dari laki-laki maupun wanita.
Sedikitnya Penduduk Syurga dari Kaum Wanita.
Rasulullah saw. telah mengabarkan bahwa kaum wanita adalah orang-orang yang paling sedikit di Syurga. Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya penduduk Syurga yang paling sedikit (jumlahnya) adalah dari (golongan) kaum wanita.” [Shohihul Jami’, no. 1574, Syaikh Albani berkata: “Hadits ini shohih”]
Agar Menjadi Wanita Penghuni Syurga.
Meskipun Rasulullah saw. telah menjelaskan bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah kaum wanita & orang yang paling sedikit masuk Syurga adalah mereka, akan tetapi Rasulullah saw. telah menjelaskan pula jalan-jalan wanita ke dalam Syurga. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sholat 5 waktu, Berpuasa di bulan Ramadhan, Menjaga kehormatan, & Menaati suaminya di antara sebab wanita masuk Syurga.
Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang wanita melakukan sholat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam Syurga dari pintu manapun dari pintu-pintu Syurga yang engkau kehendaki.” [Shohihul Al-Jami’, no. 660]
2. Tidak meminta cerai dengan alasan tidak syar’i.
Dalam keadaan tertentu dibolehkan bagi seorang lelaki menceraikan istrinya. Akan tetapi apabila tidak ada perkara2 yang membolehkan cerai, tidak boleh bagi seorang wanita meminta cerai kepada suaminya agar mencerainya. Rasulullah saw. bersabda: “Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya cerai, bukan dalam keadaan sulit yang memaksanya dan mendorongnya untuk meminta berpisah, maka diharamkan baginya bau Syurga.” [Shohih Al-Jami’, no. 2706. Syaikh Albani berkata: Shohih].
3. Tidak Menyerupai Kaum lelaki.
Allah SWT. telah menciptakan kaum lelaki & wanita. Masing-masing memiliki bentuk yg berbeda. Dengan demikian, maka seorang wanita tidak dibolehkan menyerupai kaum lelaki, bahkan pelakunya termasuk orang-orang yang terhalang dari Syurga. Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang tidak masuk Syurga selama-lamanya: Dayyuts (orang yang tidak memiliki cemburu dengan kemaksiatan yang ada pada keluarganya), kaum wanita yang menyerupai kaum lelaki dan pecandu khomr.” [Shohih Al-Jami’, no. 3062. Syaikh Albani berkata: Shohih].
4. Meninggalkan Tabarruj.
Menampakkan perhiasan bagi kaum wanita kepada orang-orang asing yang bukan mahramnya adalah terlarang. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw. sebagai berikut: “Sebaik-baik wanita kalian adalah yang banyak anaknya, tinggi kecintaannya kepada suaminya, memiliki kesesuaian dan keserasian bagi suaminya apabila mereka bertaqwa kepada Allah. Seburuk-buruk wanita kalian adalah wanita yang menampakkan perhiasannya kepada orang-orang yang bukan mahramnya lagi sombong. Mereka itulah wanita-wanita munafiq, tidaklah salah seorang dari mereka masuk Syurga melainkan seperti gagak yang putih kedua sayapnya atau kedua kakinya (yaitu sangat sedikit yang masuk Syurga karena sifat ini bagi gagak adalah jarang).” [Shohih Al-Jami”, no. 3330].
5. Meninggalkan wewangian saat keluar Sholat.
Rasulullah saw. bersabda: “Wanita mana saja yang memakai minyak wangi, kemudian keluar menuju masjid, maka tidaklah diterima sholatnya sampai dia mandi.” [Shohih al-Jaami’, no. 2703]
6. Membebaskan budak.
Diantara sebab seorang wanita selamat dari neraka adalah dengan membebaskan budak. Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim mana saja yang memerdekakan seorang muslim, maka itu adalah tebusannya dari neraka. Ia mendapatkan balasan dengan setiap tulang darinya tulang dari apa yang dibebaskannya. Wanita muslimah mana saja yang membebaskan seorang wanita muslimah, maka itu adalah tebusannya dari neraka. Ia mendapatkan pahala dengan setiap tulang darinya sebuah tulang dari apa yang dibebaskannya. Seorang muslim mana saja yang membebaskan dua orang muslimah, maka keduanya adalah tebusannya dari neraka, ia mendapatkan pahala dengan setiap dua tulang dari keduanya sebuah tulang darinya.” [Shohih al-Jaami’, no. 2700].