Mencari Rejeki Dengan Menerjang Maksiat

Posted on
Mencari%2BRejeki%2BDengan%2BMenerjang%2BMaksiat

Hidup memang penuh warna. Manusiapun bervariasi & beragam dalam keadaannya. Namun yang jelas, mereka harus tetap berusaha & berupaya untuk bisa memenuhi segala kebutuhannya. Meskipun Allah sudah menjamin rezeki masing-masing hamba, namun itu semuapun juga harus dengan ikhtiar & usaha & bertawakkal kepada-Nya.

Peringatan Menjauhi Hal Yang Haram

Karena Maha Kasih Allah terhadap hamba-Nya, maka Allah memberikan rambu-rambu agar mereka tahu bagaimana mereka hidup. Bagaimana mereka seharusnya menghadapi hidup, termasuk bagaimana mereka mencari penghidupan.

Dan Rasulullah pun jauh-jauh hari sudah memberi peringatan kepada kita, agar kita menjaga suplai makanan yang masuk ke tubuh kita. Itu semua agar kita bisa mendapatkan berkah, & terhindar dari siksa Allah. Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya tidaklah masuk syurga daging (tubuh) yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad)

Antara Hati, Amal & Makanan

Kita semua telah tahu bahwa hati adalah yang menjadi pemegang kendali seseorang. Bila hatinya baik, maka tubuhnyapun akan dipergunakan dalam hal yang baik dan dalam ketaatan. Dan bila hati buruk, maka tubuhnyapun akan dipergunakan untuk melakukan perbuatan dosa & kemungkaran. Namun hatipun juga ditentukan oleh perbuatan yang dilakukan anggota tubuh seseorang yang sebenarnya adalah kepanjangan tangan dari hati. Karena memang ada korelasi & keterkaitan antara batin seseorang dengan fisiknya. 

Karena itulah orang yang selalu jujur, maka hatinyapun akan putih, sehingga ia dicatat sebagai orang jujur di sisi Allah. Dan seorang yang berdusta, maka hatinyapun kelam, hingga ia dicatat sebagai seorang pendusta. Dalam riwayat Turmudzi disebutkan: 

“Sesungguhnya seorang lelaki benar-benar melakukan dosa, hingga hatinyapun menjadi legam. Kalau ia bertaubat, maka hatinyapun akan menjadi berkilau kembali.”

Oleh karena itulah ada korelasi antara sabda Rasulullah: Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpul daging. Bila ia baik, maka tubuhnyapun akan baik; yang menjadi kelanjutan dari sabda beliau: yang halal sudah jelas & yang haram sudah jelas. 

Hal ini menunjukkan bahwa memakan yang halal itu akan menerangi & memperbaiki hati; sedangkan memakan yang haram & hal syubhat (yang samar-samar) akan merusak hati, membuatnya keras & gelap pekat. 
Karena itulah ada seorang yang sangat menjaga diri (bersikap wara’) berkata: 
aku pernah meminta minum dari seorang tentara, lalu ia memberiku seteguk air. Namun itu membuat hatiku menjadi keras selama 40 hari. 
Dan ada yang mengatakan: hal dasar yang bisa menyehatkan hati & amalan adalah memakan yang halal. Dan sangat ditakutkan bagi orang yang makan dari yang haram & hal syubhat kalau amalnya tidak diterima,

“Sesungguhnya Allah hanyalah menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Ma’idah: 27)
Dan orang yang memakan dari yang haram, yang larut dalam hal yang syubhat, ia sama sekali bukanlah orang yang bertakwa. (Al-Mufhim 4/498)

Sudah sepantasnya bagi semua kaum muslim untuk selalu mengintropeksi diri, agar dalam segala keadaan ia mengusahakan untuk mencari yang halal; bagaimanapun kondisinya. Dari Abu Umamah dari Rasulullah saw. bersabda: 

“Sesungguhnya Ruhul Qudus (yakni Jibril) telah mewahyukan ke dalam sanubariku bahwa seseorang tidak akan mati hingga ajalnya telah sempurna dan rezekinya telah ia dapatkan dengan penuh. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan berlaku baiklah dalam mencari rezeki. Dan janganlah sekali-kali kendurnya perolehan rezeki membuat kalian mencarinya dengan berbuat maksiat kepada Allah. Karena sesungguhnya apa yang ada disisi Allah tidak akan diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya.” (Hadits Shohih riwayat Abu Nu’aim dalam Hilayatul Auliya’, dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Takhrij hadits-hadits buku Musykilatul Faqr)

Dampak Dari Usaha yang Tidak Halal

Mata pencarian yang haram akan menjadi mesin penghancur baginya. Ini berlaku baik di dunia & di akhirat. Dalam hadits riwayat Turmudzi dari Abu Barzah, Rasulullah bersabda: “Tidak akan bergeser dua kaki hamba pada hisab hari Kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan? Dan tentang ilmunya untuk apa ia amalkan? Juga tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia belanjakan? Dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan?” (HR. Turmudzi)

Dan inilah yang dijadikan sebagai barometer asli dari harta, bahwa jalan yang ia tempuh dalam mendapatkannya adalah dari yang halal & ia belanjakan secara benar.

Tertutupnya pintu Do’a dari orang yang mencari harta dengan cara haram.

Seperti yang diterangkan Rasulullah tentang seorang lelaki yang bepergian jauh, dengan rambut yang acak-acakan, lagi berkalang debu. Ia mengadahkan dua tangannya ke langit dan berkata: ‘Ya Rabb, Ya Rabb! Sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, dan pakaiannya dari yang haram, serta disuplai dengan nutrisi makanan yang haram, lalu bagaimana bisa do’anya bisa dikabulkan?!

Harta yang haram merupakan sebab tertolaknya do’a dan sekaligus kehancuran seorang hamba.

“Semoga kita bisa mencari limpahan rezeki-Nya dengan cara yang Ia ridhai, dan kitapun bisa mensyukurinya, sehingga bisa membawa berkah dan bisa menunjang dalam pengabdian diri kita kepada-Nya”

“Ya Allah, cukupkanlah kami dengan yang halal dari-Mu daripada hal yang Engkau haramkan. Cukupkanlah kami dengan karunia-Mu daripada selain Engkau!”.