KISAH ALAM KUBUR DAN DAHSYATNYA MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR

Posted on

Alam Kubur: Perantaraan antara Kehidupan Dunia dan Akhirat

Ketika Malam Pertama di Alam Kubur

Musik

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, kembali lagi di channel pena pencari Hikmah. Kali ini kita akan bahas alam kubur, alam perantaraan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Jangan lupa sukai video ini, komen dan berlangganan serta bagikan video ini agar bermanfaat bagi semua.

Bagaimana suasana malam pertama di alam kubur?

Bagaimana kedahsyatan siksaannya dosa-dosa? Apakah yang menyebabkan siksaan kubur? Bagaimana kaidah menjemput kematian terindah?

Musik

Setiap yang bernyawa pasti merasakan yang namanya mati. Wahai jiwa yang tenang, pulanglah kehadirat Tuhanmu dengan gembira dan diridhoi. Masuklah dalam jemaah hamba-hambaku dan masuk pula dalam Surgaku. Pada hari itu ia begitu bahagia menikmati indahnya alam ciptaan Allah. Bersama anak dan keluarganya, penuh keceriaan hidup dalam kesenangan dan kehidupan yang terjamin, tertawa melihat telah tahan anaknya. Demikian pula dia ditertawakan oleh anak-anaknya, lalu tiba-tiba ia didatangi oleh suatu malam, malam.

Di saat dia dijemput oleh kematiannya, sakaratul maut, dan datanglah sakaratul maut itu. Benar, itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Ditiuplah sangkakala, hari terlaksananya ancaman, setiap jiwa datang dengan malaikat yang jadi saksi. Sungguh, kami lalai akan kenyataan ini, maka kami singkapkan kaki tanganmu pada hari itu, hingga penglihatanmu menjadi jelas. Malam itulah, malam pertama ia berada dalam alam kubur, sendiri, dikecam oleh kesunyian, tanpa anak, dan tampak istri, suami juga sahabat karib.

Yang ada, hanyalah amal. Inilah malam pertama anak kita menjadi yatim, istri menjadi janda, suami menjadi duda. Malam pertama yang menggusur dari tempat tidur yang empuk, menuju dinginnya tanah berselimutkan kafan. Inilah malam yang mengusir kita dari rumah mewah dan megah, menempati liang lahat yang gelap dan sempit. Kemarin malam kita masih berpesta, makan dan minum bersama sahabat karib, tiba-tiba kita masuk pada malam pertama, di mana kita menjadi santapan cacing tanah dan serangga. Pada malam ini kita baru sadar, ternyata harta, keluarga, pekerjaan yang keras kita mencarinya, sampai lalai dari mengingat Allah. Tidak sedikit pun daripada semua itu, menemani dan membelah kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman…

Musik

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, tolak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu. Inilah malam episode pertama dari alam akhirat kuburan. Boleh menjadi taman surga, sebaliknya, ia boleh menjadi satu lubang dari lubang-lubang neraka. Inilah kematian, datang dengan tiba-tiba. Ia datang tepat pada waktunya, tidak lambat dan tidak cepat. Meragup dengan paksa, melenyapkan segala nikmat dunia, tidak pernah menilai kita tua atau muda, gaya atau miskin, sehat atau sakit. Ia datang untuk mengeluarkan manusia dari alam kehidupan yang selama ini kita jalani. Ketahuilah, rumah yang kuat dan megah tidak akan mampu membentengi datangnya sang pencabut nyawa. Banyaknya uang di bank tidak mampu memberi rasuah kepada malaikat untuk undurkan waktu kematiannya.

Musik

Ini adalah reality kematian. Sudah bersiap kah kita menghadapi malam pertamanya? Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Orang yang bijak adalah yang senantiasa mengingati mati.” Di antara kamu, dan ada bekal, dan setelah kematiannya. Marilah kita siapkan bakalan untuk menjadi penyiar di alam kubur nanti. Demi Allah, tiada yang sanggup menerangkannya, melainkan dengan iman dan amal yang sholeh. Kematian adalah nasehat terbaik dan guru kehidupan. Sedikit saja kita lengah dari memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan kita. Sesungguhnya, manusia telah memilih, bagaimana akhir hidupnya. Dan pilihan itu, ada pada bagaimana kita menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia menjalani kehidupannya, seperti itulah berakhirnya kematiannya. Karena, sesungguhnya, dengan menjalani kehidupan, berarti kita sedang menuju kepada kematian kita.

Pernahkah kita mendengar berita tentang seorang pezina mati dikadil hotel di atas perut pasangannya, seorang penagih dada mati ketika menghisapnya, dan para pencuri mati di atas meja judinya? Begitu juga kita pernah mendengar ahli ibadah mati di atas tikar sajadahnya.

Musik

Alangkah Malangnya, saat ajal tiba, kita masih berlumur dosa, berbalut nista. Inilah malam pertama kita di alam kubur, sendiri, dicekam sepi gelap yang tidak pernah terbayang. Hilanglah sudah semua gemerlapnya dunia, rumah dengan jerih payah bertahun-tahun telah kita bangunkan, istri, suami, dan pengabdiannya yang begitu tulus, anak yang padanya darah daging kita, orang tua yang titisan kasih sayangnya mengalir di tubuh kita, dan pekerjaan yang bermati-matian kita habiskan waktu untuknya, kereta mewah yang selalu menjadi kebanggaan. Tapi kini, hari itu telah pergi, masa pun telah tiada. Yang tersisa, hanyalah dosa yang terus terbayang, teringat akan isteri, suami yang senantiasa dinafikan hak-haknya, anak yang telah kita kotori tubuhnya dari nafkah yang haram, orang tua yang disisa hidupnya belum sempat dibahagiakan. Sahabat karib yang meminta bantuan kita, biarkan, dan kawan-kawan yang telah banyak kita kecewakan. Ya Allah, masihkah ada hari milikmu untukku, agar boleh kulunaskan segala urusan, lilitan hutang