Orang yang Melampaui Sifat Fir’aun – Ustadz Adi Hidayat

Posted on

Orang yang Melampaui Sifat Fir’aun

Jaga Pandangan Sebagai Tuntunan Allah

Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan kita sebagai orang beriman untuk senantiasa menjaga pandangan kita agar selalu terarah pada yang baik. Hal ini dilakukan bukan untuk memberikan batasan pada kemampuan kita melihat sesuatu, tetapi untuk memastikan bahwa penglihatan kita selalu bernilai positif.

Mata adalah organ yang sangat mulia dan demikian juga dengan pendengaran dan akal kita yang harus dijaga dengan baik.

Akhirat dan Status Manusia

Allah subhanahu wa ta’ala selalu mengingatkan kita dalam Al-Qur’an untuk menjaga agar akal kita tetap sempurna dan menunjukkan nilai kemanusiaan yang ada pada diri kita. Kita harus menghindari agar tidak turun ke tingkat status yang lebih rendah seperti hewan. Kita tahu bahwa hewan-hewan tidak memiliki akal, sehingga manusia tidak boleh turun ke tingkat itu.

Orang yang Melampaui Sifat Fir'aun - Ustadz Adi Hidayat

Mengerjakan Perbuatan Kebaikan

Allah subhanahu wa ta’ala memperbolehkan manusia untuk mengerjakan segala amalan baik, namun manusia harus menghindari perbuatan buruk yang menjadikan dirinya turun ke tingkat hewan.

Sebagai contoh, manusia harus menghindari melakukan aborsi, yang mana hal tersebut hanya dilakukan oleh hewan-hewan yang tidak mempunyai akal. Perbuatan aborsi adalah dosa yang sangat besar dan hanya dipertanggungjawabkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dosa yang Menempuh ke Akhirat

Perbuatan keji seperti aborsi merupakan dosa yang sangat besar dan akan mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an, Firaun adalah contoh yang paling jauh dari perbuatan keji.

Firaun menunggu anaknya yang lahir terlebih dahulu dan hanya membebaskan jika yang lahir adalah bayi perempuan. Namun, manusia sekarang jauh dari itu, sebab bahkan dalam kandungan pun janin-halus, yang perlu dilindungi.

Obat segala penyakit (As Syifa) – Ustadz Adi hidayat

Dalam Hal Kandungan

Allah subhanahu wa ta’ala mengajarkan kepada kita bahwa para bidan yang terlibat dalam proses kehamilan dan persalinan harus senantiasa menjaga bayi dalam kandungan agar tumbuh dengan baik.

Allah subhanahu wa ta’ala melarang segala bentuk aborsi kecuali jika hal tersebut sangat membahayakan sang ibu yang mengandung. Oleh karena itu, segala bentuk aborsi yang dilakukan dengan sengaja adalah dosa besar yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kesimpulan

Jaga pandangan kita sebagai tuntunan Allah subhanahu wa ta’ala, agar kita selalu terarah pada kebaikan. Ingatlah untuk senantiasa menjaga akal agar tidak turun ke status yang lebih rendah seperti hewan.

Lakukanlah amalan-amalan baik dan hindarilah perbuatan buruk yang hanya dilakukan oleh hewan-hewan yang tidak memiliki akal. Demikian juga, jangan mengambil jalan pintas dengan melakukan aborsi, karena dosanya sangat besar.

Pelajaran Berharga dari Kisah Firaun dalam Cerita Musa

Kisah Firaun yang terkenal, khususnya kisah Firaun dalam cerita Musa, memberikan beberapa pelajaran berharga bagi kita:

  1. Kekuasaan dan Kesombongan: Firaun dalam cerita Musa adalah contoh yang sangat kuat tentang bagaimana kekuasaan dan kesombongan dapat membuat seseorang terpaku pada kekuasaan dan melupakan kemanusiaan dan nilai-nilai moral. Kekuasaan yang berlebihan tanpa kontrol dapat merusak jiwa dan menimbulkan ketidakadilan serta penindasan terhadap rakyat.
  2. Ketidakadilan dan Penindasan: Kisah Firaun juga mengingatkan kita tentang bahaya ketidakadilan dan penindasan yang dapat merusak masyarakat. Firaun memperbudak orang-orang Israel dan menindas mereka dengan kejam. Ini mengajarkan kita untuk selalu berjuang melawan penindasan dan berdiri di sisi kebenaran.
  3. Pentingnya Kesadaran Diri dan Pemahaman: Firaun mengalami banyak peringatan dan tanda-tanda dari Allah tentang kesalahan dan kesombongannya, namun dia tetap mengabaikannya. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran diri dan pemahaman untuk menerima kebenaran dan mengubah perilaku kita ketika kita salah.
  4. Iman kepada Alloh : Kisah Firaun menggarisbawahi pentingnya iman pada Alloh swt. Dalam cerita Musa, Alloh membantu orang-orang Israel melawan penindasan Firaun dan memimpin mereka keluar dari perbudakan. Ini adalah pengingat bahwa iman pada Alloh swt dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan kita.
  5. Akibat dari Tindakan Buruk: Firaun akhirnya menghadapi akibat dari tindakannya yang jahat. Kisah ini mengajarkan kita bahwa tindakan buruk selalu memiliki konsekuensi, baik di dunia ini maupun di akhirat.
  6. Penerimaan dan Belajar dari Kesalahan: Selama proses pengejaran oleh Firaun terhadap orang-orang Israel, ada momen ketika Firaun menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan mengejar mereka. Namun, saat itu sudah terlambat dan Firaun dan pasukannya tenggelam di Laut Merah. Ini mengajarkan kita pentingnya untuk menerima dan belajar dari kesalahan kita sebelum terlambat.
  7. Hikmah dari Kehidupan Orang Lain: Kisah Firaun juga mengandung hikmah tentang belajar dari kehidupan orang lain. Melalui cerita Musa dan Firaun, kita dapat mengambil pelajaran tentang konsekuensi berbagai tindakan dan perilaku yang berbeda, sehingga kita dapat menghindari kesalahan yang sama dalam hidup kita sendiri.

Jaga Diri dan Keluargamu dari Api Neraka – Ustadz Adi Hidayat

FAQ tentang Firaun:

  1. Siapakah Firaun? Firaun adalah gelar yang diberikan kepada para raja-raja Mesir kuno. Gelar ini digunakan oleh penguasa Mesir dari Dinasti Ketiga (sekitar 2686 SM) hingga Dinasti Terakhir (332 SM). Mereka dianggap sebagai simbol kekuasaan tertinggi dan dianggap sebagai perantara antara dewa-dewa dan rakyat Mesir.
  2. Apa yang membuat Firaun begitu penting dalam sejarah Mesir kuno? Firaun memegang peran sangat penting dalam kehidupan Mesir kuno. Selain sebagai penguasa politik, mereka dianggap sebagai dewa hidup di bumi dan memiliki otoritas spiritual tertinggi. Kekuasaan Firaun mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, militer, hukum, dan ekonomi.
  3. Siapakah Firaun yang terkenal dalam sejarah? Salah satu Firaun paling terkenal dalam sejarah Mesir kuno adalah Firaun Ramses II, yang juga dikenal sebagai Ramses Agung. Dia merupakan penguasa yang kuat dan produktif, memerintah selama sekitar 66 tahun pada abad ke-13 SM. Dia terkenal karena memerintahkan pembangunan banyak monumen yang megah, termasuk kuil-kuil dan kuil pemakaman di Lembah Para Raja.
  4. Bagaimana proses pemakaman Firaun? Pemakaman Firaun adalah acara yang sangat penting dan rumit. Setelah kematian Firaun, proses mumifikasi akan dilakukan untuk mempersiapkan tubuhnya agar tetap utuh. Tubuh Firaun kemudian ditempatkan dalam peti mati yang mewah dan dimakamkan di dalam piramida atau makam kuno yang besar dan megah, di Lembah Para Raja di dekat kota Thebes (sekarang Luxor).
  5. Apa yang diketahui tentang Kutukan Firaun? Kutukan Firaun merupakan legenda yang populer terkait makam para Firaun kuno. Salah satu kutukan terkenal adalah “Kutukan Firaun Tutankhamun.” Legenda tersebut menyatakan bahwa orang-orang yang membuka makam Firaun Tutankhamun akan menghadapi kesialan atau bahkan kematian. Meskipun kutukan ini sering dianggap sebagai mitos, kepercayaan itu muncul setelah sejumlah kematian misterius terjadi pada anggota tim arkeolog yang menemukan makam Tutankhamun pada tahun 1922.
  6. Apakah ada Firaun yang pernah masuk dalam kisah agama? Ya, beberapa Firaun terkenal masuk dalam kisah agama. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Firaun yang disebut dalam Alkitab dalam cerita tentang kelahiran Musa. Firaun dalam cerita ini adalah raja Mesir yang keras kepala dan menolak membebaskan orang-orang Israel dari perbudakan. Musa, nabi terkenal dalam agama Yahudi, Kristen, dan Islam, dipercayai menjadi pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.
  7. Apa yang terjadi pada kekuasaan Firaun setelah masa kejayaannya? Kekuasaan Firaun mencapai puncaknya selama Dinasti Lama dan Pertengahan, tetapi kemudian mulai melemah pada akhir Dinasti Pertengahan. Selama Dinasti Baru, Mesir dikuasai oleh bangsa asing, seperti bangsa Hyksos dan bangsa Kush. Akhirnya, Mesir jatuh di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM setelah kematian Firaun terakhir, Kleopatra VII.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa membimbing kita menuju kebaikan dan yang diridhai-Nya.

Tidak Ada Manusia yang Suci – Ustadz Adi Hidayat